Musim Hujan Tiba, Banjir Melanda

Musim Hujan Tiba, Banjir Melanda

Oleh : Syam Al-Haq, SH

Beredar pada media sosial seperti Face Book (FB) bermunculan banjir melanda di Kabupaten Bima, Kota Bima dan Kabulaten Dompu. Munculnya banjir saat musim hujan tiba di karenakan pepohonan yang ada di hutan sudah di babat karena kepentingan jangung. 

Musim hujan tahun 2025 belum musimnya namun nasib masyarakat Kabupaten Bima dan Kota Bima dan sekitarnya sudah di hantui banjir. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Gubernur-Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Iqbal-Dinda, Kepala Dinas (Kadis) Kehutanan NTB, harus bisa memikirkan nasib masyarakat untuk memikirkan solusi atas kebanjiran setiap tahunnya. Kalau tidak di lakukan reboisasi (penanaman kembali pohon) maka banjir akan menyerang rumah-rumah, harta benda dan sejenisnya akan di telan banjir.

Apa penyebabnya?

Salah satu penyebabnya adalah adanya program jagung yang dulu kira-kira tahun 2014 silam terus di sosialisasikan seperti ampasnya bisa dijadikan minyak untuk di proses sedemikian rupa, namun kenyataannya jagung hanya bisa diambil bijinya kemudian dampaknya dari penanaman jagung di atas gunung merugikan masyarakat.

Hasilnya adalah, jagungnya untuk perbaiki rumah yang terkena banjir sehingga yang di dapat oleh petani jagung adalah capek saja setiap tahun karena habis untuk memperbaiki rumah dan pekarangan yang terkena dampak banjir. Petani jagung yang beruntung adalah petani yang tidak terkena banjir namun rata-rata dan paling banyak petani jagung adalah merugi.

Apa saja akibatnya?.

Akibat daripada penanam jagung di atas gunung dengan cara memotong pohon kayu dengan alat mesin, parang dan sejenisnya adalah merupakan akibat mendatangkan banjir ketika musim hujan tiba karena pohon-pohon yang ada di hutan sudah pada gundul. Hutan yang sejatinya ditumbuhi pohon-pohon dan berbagai macam pohon lainnya bisa menahan air dan mengurangi banjir.

Solusinya adalah melakukan reboisasi lagi hutan yang telah gundul dan melarang keras masyarakat/petani jagung untuk tidak menanam jagung lagi di atas gunung.

Mulailah berbenah untuk bisa sadar bahwa banjir bukan hanya sekedar merugikan diri sendiri namun merugikan orang banyak. Banjir akan mendatangi pemukiman yang lebih rendah.

Perumpamaan banjir itu adalah ketika rambut manusia di cukur botak dan airi saja dengan air maka tidak ada air yang tertahan. Beda dengan kepala yang ada masih rambutnya maka ketika di tuangkan air di atasnya maka masih ada air yang tersisa karena tertahan oleh rambut yang lebat. Begitulah logikanya mengenai hutan.

Kembalilah berbenah untuk benahi hutan dengan cara tingkatkan kesadaran untuk melihat dampak banjir setiap desa yang ada di Kabupaten Bima. Yakin dan percaya bahwa pertolongan Allah SWT selalu hadir pada setiap yang telah di ciptakan-Nya tanpa di batasi oleh ruang dan waktu.

"Tidak perlu menyalahkan SANG PENCIPTA dalam hal menurunkan air hujan karena air hujan itu adalah barakah buat pepohonan yang ada di gunung,".

"Tanpa pohon di gunung tetap akan datang banjir karena tidak ada pohon yang akan menghadang debit air hujan yang turun,".

Pohon yang ada di hutan akan membawa kesejukan dan keindahan untuk menghidupi makhluk ciptaan-Nya. Semua yang bernyawa mempunyai hak hidup yang sama di dunia. Tidak ada cerita banjir akan membanjiri tempat yang tinggi yang ada adalah banjir akan menghampiri dan membanjiri tempat yang lebih rendah.

Apakah masih menyalahkan SANG PENCIPTA yang menciptakan langit dan bumi tempat di mana kita hidup atas banjir selama musim hujan?. Apakah tanpa tanam jagung di atas gunung kita tidak akan makan dan apakah nikmat Tuhan akan berkurang ketika tanpa menanam jagung dengan cara membabat pohon yang ada di hutan?.

Hutan adalah sumber kehidupan karena menahan debit air agar pada saat musim kemarau agar bisa sejuk dan di nikmati alam sekitarnya. Hutan Sumber kehidupan pula bagi makhluk yang hidup di hutan.

Tuhan tidak pernah salah dan yang salah adalah manusia ciptaan-Nya tidak pernah bersyukur atas nikmat-Nta selama ini.

Tuhan tidak pernah marah terhadap ciptaan-Nya karena Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang pada semua ciptaan-Nya.

Sejarah sudah menulis dalam Al-Quran Surat Hud Ayat 43, Surat Hud Ayat 41 dan masih banyak lagi surat-surat dalam Al-Quran menjelaskan tentang banjir.

Surat Al-Baqarah ayat 156 yang berisi kalimat "inna lillahi wa inna ilaihi raji'un", Surat Asy-Syura ayat 30 yang menyatakan musibah adalah akibat dari perbuatan manusia, dan Surat Al-Baqarah ayat 155 yang menyebutkan bahwa Allah akan menguji hamba-Nya dengan rasa takut, lapar, kekurangan harta, jiwa, dan hasil panen. 

Tidakah kita mau sadar akan bencana banjir selama ini?. Pikirkanlah bahwa nasib anak-anak dan cucu-cucu kita akan tergantung pada hari ini, disini dan sekarang. (***).